16 Februari 2021

AUFALKAUSAR REFLEKSI KULIAH 1 FILOSOFI MATEMATIKA SD

 

Sebagai pengantar, Dosen memberikan motivasi dengan kalimat “Guru yang baik merupakan guru yang mampu melayani dan menjadi fasilitator bagi siswa untuk terus tumbuh dan berkembang”. Hal ini sejalan dengan arah perkuliahan Filosofi, Teori dan Konsep Matematika SD. Bahwa seyogyanya perlu dipahami bahwa aspek pendidikan yang paling penting adalah bagaimana siswa tidak hanya sekedar mengetahui/memahami teori atau konsep yang diberikan oleh guru. Akan tetapi lebih dari itu, siswa dapat memahami makna filosofis dari setiap proses pendidikan yang dialaminya.

Selanjutnya dijelaskan pula bahwa konsep pendidikan saat ini mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Setelah sebelumnya konsep pendidikan teacher centered learning lebih populer. Saat ini telah mengalami perubahan kea rah student centered learning. Hal ini didorong oleh kesadaran dari manusia bahwa pemikiran manusia dibangun berdasarkan pengalaman yang bernama intuisi. Intuisi manusia sendiri memiliki ciri-ciri yakni tidak diketahui secara pasti kapan datangnya dan dari mana datangnya. Oleh karenanya, untuk melatih kemampuan berpikir manusia melalui intuisi, proses pendidikan merupakan salah satu jalannya.

Berkenaan dengan intuisi, salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk membangun pemikiran kritis manusia yakni melalui proses pembelajaran matematika. Akan tetapi, terdapat perbedaan antara matematika yang dipelajari di perguruan tinggi dengan yang dipelajari di tingkah sekolah dasar. Matematika di sekolah dasar tidak memerlukan definisi yang mutlak bagi siswa. Akan tetapi siswa diarahkan untuk lebih dapat mempertajam konsep matematikanya sebagai bekal perkembangan intuisinya di usia sekolah.

Ada banyak sekali definisi yang coba dibangun oleh manusia mengenai matematika. Ada yang mendefinisikan matematika matematika sebagai dunia, matetematika sebagai multiwajah. Ada yang memaknai matematika sebagai the mean of communication. Ada pula yang mendeskripsikan matematika itu indah. Setiap manusia memiliki pandangannya masing-masing akan definisi matematika. Dan definisi yang dibangun tersebut tidak boleh serta merta dijadikan sebagai acuan mutlak. Karena akan berbeda cara pandang definisi matematika oleh matematikawan murni dengan guru matematika di sekolah dasar.

Budaya yang berkembang di lingkungan pendidikan kita saat ini terlihat bahwa saat masih di kelas rendah sekolah dasar, siswa cenderung proaktif bahkan sangat bersemangat ketika belajar matematika. Namun, semakin tinggi kelas yang dialami siswa tersebut, ternyata tidak serta merta membuatnya semakin aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika. Justru sebaliknya semakin tinggi kelasnya siswa cenderung diam. Hal ini menjadi fenomena mengingat tingkat kesulitan matematika juga semakin besar seiring tingkatan kelas yang ditempuh. Yang menjadi sorotan adalah bagaimana guru dapat memberikan pemahaman akan pentingnya belajar matematika dan makna yang terkandung di dalamnya.

Selanjutnya dosen memberikan motivasi dengan memberikan contoh pemikiran kritis dan dinamis yang disampaikan oleh seorang remaja yang membacakan puisi dalam pelantikan presiden AS yang baru saja terpilih. Bahwa pemikiran kritis dan intuitif itu tidak hanya berlaku bagi manusia dewasa saja, akan tetapi remaja bahkan anak-anak juga memiliki peluang yang sama.

Analisis Isi Buku Immanuel Kant The Critique of Pure Reason Oleh : Aufal Kausar (20706261002)

 Kant menggunakan satu kalimat filsafat sebagai pengantar dalam bukunya. Bahwa pikiran manusia tidak akan pernah tuntas karena ada wilayah atau batasan pemikiran yang tidak mampu dijangkau oleh pikiran manusia itu sendiri.

Pikiran manusia diawali dengan suatu kaidah bahwa kebenaran tidak akan pernah cukup jika hanya dibuktikan dengan sebatas pemikiran semata, akan tetapi memerlukan pengetahuan berdasarkan pengalaman nyata. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pemikiran manusia mengalami perkembangan yang semakin pesat dan maju. Hal ini disebabkan oleh sifat dari pengetahuan manusia yang berisi pertanyaan-pertanyaan akan sesuatu hal yang tak pernah ada akhirnya. Akibatnya, manusia dengan perkembangan pemikirannya tersebut semakin menyadari bahwa ada banyak kaidah-kaidah baru yang tidak mampu dijangkau oleh pikirannya sendiri disebabkan oleh fenomena timbulnya pertanyaan-pertanyaan baru yang tak ada hentinya tadi.

Walau di sisi lain hal ini bertentangan dengan kaidah alam pemikiran manusia di awal tadi, dimana sesuatu yang tidak dapat dibuktikan melalui pengalaman nyata tidak dapat disebut sebagai pengetahuan, sekaligus menjadi semacam kesalahan tersembunyi dalam dunia pemikiran manusia. Akan tetapi, tidak hal ini tidak dapat menolak kenyataan bahwa pemikiran manusia memiliki keterbatasan tertentu, dimana terdapat banyak hal yang tidak dapat dijangkaunya. Pertentangan pemikiran yang tiada akhir ini disebut sebagai metafisik.

Waktu, sebagai ratu dari segala ilmu pengetahuan, merupakan aspek paling penting dari segala masalah. Walaupun metafisik dianggap sebagai dogmatise kuno. Akan tetapi, saat ini, semua metode untuk menemukan puncak dari pengetahuan itu sendiri selalu sia-sia. Hal ini menjadikan dunia pengetahuan menjadi membingungkan, tidak jelas, dan tidak memiliki nilai manfaat. Di saat yang sama, waktu menjadi hal yang paling misterius


Pic 1.  Universe mind

Kant tidak bermaksud membuat buku yang berisi kritikan atau sistem tertentu, akan tetapi pertanyaan mendasar akan pikiran, dengan pertimbangan usaha untuk mencapai pengetahuan tanpa didasari oleh pengalaman, di sisi lain, solusi atas pertanyaan berdasarkan kemungkinan dan kemustahilan akan metafisik, dan ketetapan alam, dipahami sebagai batasan ilmu pengetahuan. Ini menjadi prinsip dasar atas semuanya.

Saat ini, semua hal yang rasional, harus memuat elemen pengetahuan a priori, dan pengetahuan a priori berdiri di atas dua hubungan objek. Juga memiliki konsep atas suatu objek sebagai pendukung atau menjelaskan realitas. Yang pertama adalah teori, lalu praktik, lalu penjabaran rasional. Kedua elemen pengetahuan a priori ini harus diutamakan dan dikenal secara hati-hati jika didukung oleh sumber pengetahuan lain.

Ilmu matematik dan fisika merupakan dua pengetahuan teoritis yang menetapkan objeknya sebagai pengetahuan a priori. A priori adalah yang pertama, lalu bagian-bagiannya, juga tergantung dari sumber pengetahuan yang lainnya. Di zaman dahulu, matematika merupakan sumber utama ilmu pengetahuan di Yunani. Di sisi lain, Kant berpendapat bahwa orang-orang Mesir kuno memiliki jalan lain dalam menyelami pengetahuan. Diogenes Laertius juga memiliki arah pemikiran baru yang menjadi bagian paling penting dalam sejarah di antara para matematikawan. Ia menemukan bahwa konstruksi dari pengetahuan a priori tidak harus diikuti oleh kaidah bahwa konsep pengetahuan tidak harus dimulai dari keyakinan tanpa melalui pembuktian. Ia berpandangan bahwa konsep pengetahuan itu akan diikuti oleh pembukitan objek pengetahuan itu dengan sendirinya.

Bacon juga memiliki arah lain mengenai pengetahuan fisika. Bahwa menemukan pembuktian terlebih dahulu merupakan sebuah bentuk dari evolusi ilmu pengetahuan. Kant juga menegaskan keyakinannya akan bagian empirik dari pengetahuan alam. Kant membandingkan perspektif pengetahuan menurut Galilei dengan Torricelli mengenai volume air. Termasuk pembuktian yang dilakukan oleh Stahl. Kant meyakini bahwa para ilmuwan di atas mempelajari alam pikiran manusia dengan perspektif mereka masing-masing, tidak harus terikat oleh kaidah-kaidah khusus bahwa harus diawali oleh pembuktian lebih dulu kemudian teori, ataupun sebaliknya. Namun tetap saja dalam menjawab pertanyaan mengenai suatu fenomena, Kant tetap meyakini bahwa kesemuanya melalui kaidah pengetahuan berdasarkan hukum yang tidak tetap dan membandingkan fenomenanya untuk menjawab pertanyaan teoritis tadi.

Metafisik menjadi Sesuatu yang murni merupakan pengetahuan spekulatif, yang berdiri sendiri serta bersifat independent terhadap pengalaman atau fenomena. Yang sejalan dengan konsep pikiran manusia. Tidak seperti matematika yang mengaplikasikan konsep berdasarkan intuisi. Akan tetapi metafisik yang seperti ini tidak akan cukup digunakan sebagai metode saintifik. Kant menemukan bahwa pikiran manusia yang berdiri sendiri dapat mencapai pengetahuan a priori. Juga ditemukan bahwa mereka yang ingin mencapai pengetahuan metafisik jauh di lubuk hatinya akan menolak atau tidak setuju, akan tetapi sains muncul untuk melengkapi pikiran manusia dalam menyelami metafisik tersebut.

Penemuan Copernicus dalam eksperimen nya juga menjadi bahan perenungan Kant. Bahwa jika intuisi menyesuaikan dengan sifat objek eksperimen bagaimana kita bisa mengetahui hal tersebut sebagai pengetahuan a priori. Jika di sisi lain, objek menyesuaikan sifat dari kemampuan intuisi kita. Akan tetapi, jika objek tersebut menjadi pengetahuan, harus merujuk sebagai representasi, atas sesuatu, sebagai objek dan harus memastikan makna dari objek pengetahuan yang lebih dulu ada.

Disini, Kant ingin memastikan yang manakah konsep a priori. Ia menganalogikan, jika ia mengasumsikan bahwa sebuah objek yang telah diketahui, maka harus menyesuaikan dengan konsep dalam pikirannya. Sebelum objek diberikan kepada dirinya (Kant), sebagai pengetahuan yang tidak ia buktikan sebelumnya, Kant harus mengasumsikan bahwa objek tersebut termasuk konsep pengetahuan a priori. Namun, jika ada objek yang ada dalam pikiran, belum pernah dibuktikan atau diketahui sebelumnya, untuk mencoba memikirkan apa informs pelengkap dari objek ini selanjutnya adalah dengan metode baru yang diadaptasi dari kaidah yang kita ketahui sebagai pengetahuan a priori yang kita simpan sebelumnya.

Kant menyatakan bahwa seandainya bagian pertama dari metafisik merupakan konsep a priori, atau mengetahui objek yang mungkin berdasarkan pengalaman yang merupakan alat bukti pengetahuan. Ia dapat membuktikan metode baru dalam memahami metafisik. Untuk dapat menjangkau batas pengetahuan adalah tidak mungkin. Jika kita mengetahui pengetahuan akan objek dan kapan kemunculan pengetahuan ini, hal ini tidak terpikirkan tanpa kontradiksi. Namun jika mengasumsikan bahwa representasi dari objek yang diberikan kepada kita tidak sesuai dengan pengetahuan kita akan tetapi sebagai peristiwa atau pengalaman, sesuai dengan representasi kita di awal, maka kontradiksi akan hilang dengan sendirinya. Dan kita yakin akan kebenaran ini dari apa yang kita asumsikan berdasarkan eksperimen. Kita tahu bahwa mengetahui sesuatu hal secara meyakinkan tanpa syarat merupakan kebenaran sejauh yang kita ketahui, walaupun kita juga tahu bahwa hal tersebut jauh di atas pengetahuan kita.

AUFAL KAUSAR REFLEKSI KULIAH 4 FILSAFAT PROF MARSIGIT

TUGAS REFLEKSI KULIAH 4 FILOSOFI, TEORI DAN KONSEP MATEMATIKA SEKOLAH DASAR   Nama : Aufal Kausar ...